Sewamobiljogjalepaskunci.id – Presiden Trump mengumumkan negosiasi “sangat mendalam” dengan Hamas agar semua sandera Israel dibebaskan dan memperingatkan konsekuensi serius jika gagal.
Presiden Donald Trump secara terbuka mengonfirmasi keterlibatan Amerika Serikat dalam negosiasi serius (“very deep”) dengan kelompok Hamas untuk membebaskan sandera Israel yang masih ditahan di Gaza. Ia mendesak agar semua sandera segera dibebaskan, sambil memperingatkan bahwa jika Hamas menolak, situasinya akan menjadi lebih “keras” dan “menyakitkan”.
Latar Belakang Negosiasi Presiden Trump
Pernyataan Presiden Trump muncul dalam konteks konflik yang sudah berlangsung sejak serangan Hamas pada Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 1.200 orang tewas dan ratusan orang diculik sebagai sandera. Hingga kini, sekitar 50 sandera masih ditahan di Gaza, dengan hanya sekitar 20 yang diperkirakan masih hidup.
Hamas telah menawarkan skema pertukaran sandera dengan gencatan senjata sementara, tetapi Trump menuntut pembebasan seluruh sandera, bukan sebagian saja.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mendukung pendekatan “all or nothing”، menyerukan pembebasan semua sandera, persenjataan Hamas dipreteli, keamanan Israel diperkuat, dan administrasi sipil baru di Gaza.
Ancaman Tegas dari Trump
Presiden Trump menegaskan bahwa kegagalan Hamas memenuhi tuntutan ini akan memicu dampak serius. “Jika tidak membebaskan semuanya, situasinya akan menjadi ‘tough’ dan ‘nasty’,” tegasnya. Secara implisit, Trump memberikan ultimatum keras atas nama keselamatan sandera.
Upaya Mediator AS dan Alasan Negosiasi Langsung
Inisiatif ini menandai langkah baru dalam diplomasi AS, karena pemerintahannya secara langsung bernegosiasi dengan Hamas—organisasi yang oleh banyak negara termasuk AS dianggap sebagai kelompok teroris. Ini merupakan pelanggaran terhadap kebijakan lama yang umumnya menghindari dialog langsung dengan kelompok semacam itu.
Meski kontroversial, pendekatan ini dianggap perlu untuk menyelamatkan nyawa dan meredam konflik yang berkepanjangan.
Hambatan dalam Jalan Kesepakatan
Negosiasi sebelumnya telah mengalami kebuntuan. Hamas menolak membebaskan semua sandera jika perang tidak dihentikan, sementara Israel menolak mundur atau melemahkan operasi militer tanpa pembebasan penuh sandera. Belum ada kesepakatan definitif, dan situasi tetap sangat tegang.
Reaksi dan Implikasi Politik
Negosiasi langsung ini menuai kritik dan dukungan. Beberapa analis menyebut bahwa pembicaraan dengan Hamas meski tabu, dianggap satu-satunya jalan untuk menyelamatkan sandera yang hampir pasti dalam kondisi kritis.
Jika sukses, Presiden Trump akan mendapat pujian sebagai penyelamat sandera dan peredam konflik; namun jika gagal, ia bisa dikritik karena bereksperimen diplomatik dengan pendekatan yang belum pernah ditempuh sebelumnya.
Penutup
Upaya Trump dalam menjalin negosiasi “sangat mendalam” dengan Hamas untuk membebaskan sandera Israel menegaskan betapa gentingnya situasi. Dengan korban yang terus menumpuk, baik secara fisik maupun kemanusiaan, keputusan AS untuk langsung menghubungi Hamas tanpa perantara menunjukkan urgensi dan tekanan yang tinggi.
Publik perlu menanti perkembangan lebih lanjut—apakah diplomasi AS akan berhasil meraih pembebasan semua sandera, atau justru berujung pada eskalasi risiko lebih besar.
