Sewamobiljogjalepaskunci.id – Peringatan 70 tahun KAA menjadi momentum memperkuat kerja sama Asia-Afrika dan semangat Bandung dalam menghadapi tantangan global modern.

Tahun 2025 menjadi tahun bersejarah bagi bangsa Indonesia dan dunia, karena menandai 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA). Diselenggarakan pertama kali di Bandung pada tahun 1955, KAA merupakan tonggak penting dalam perjalanan diplomasi global, terutama bagi negara-negara yang baru merdeka di Asia dan Afrika. Kini, tujuh dekade kemudian, semangat dan nilai-nilai KAA kembali digaungkan sebagai inspirasi solidaritas dan kerja sama antarbangsa dalam menghadapi tantangan zaman modern.


BACA JUGA : PSMS Medan vs Garudayaksa Disaksikan Langsung oleh Gubsu

Latar Belakang KAA 1955: Awal Lahirnya Semangat Bandung

Konferensi Asia-Afrika pertama kali digelar pada 18–24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Pertemuan ini dihadiri oleh 29 negara dari Asia dan Afrika yang mewakili lebih dari setengah populasi dunia. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat kerja sama antarnegara berkembang yang pada masa itu baru saja lepas dari belenggu kolonialisme.

Lima tokoh besar dunia—Soekarno (Indonesia), Jawaharlal Nehru (India), Gamal Abdel Nasser (Mesir), U Nu (Myanmar), dan Zhou Enlai (Tiongkok)—menjadi motor penggerak di balik pertemuan ini. Dari KAA lahirlah Dasasila Bandung, sepuluh prinsip dasar hubungan internasional yang menekankan perdamaian, kesetaraan, dan penghormatan terhadap kedaulatan antarbangsa. Semangat inilah yang kemudian dikenal sebagai “Bandung Spirit” dan menjadi dasar bagi terbentuknya Gerakan Non-Blok di kemudian hari.


Makna dan Relevansi 70 Tahun KAA di Era Modern

70 Tahun KAA, Tujuh puluh tahun berlalu, dunia telah berubah drastis. Globalisasi, kemajuan teknologi, serta tantangan baru seperti krisis iklim, pandemi, dan kesenjangan ekonomi kini menjadi isu utama. Namun, nilai-nilai yang diusung dalam KAA tetap relevan.

Peringatan 70 Tahun KAA bukan hanya ajang nostalgia sejarah, melainkan momentum untuk memperbarui semangat solidaritas Asia-Afrika. Negara-negara di dua benua ini masih memiliki kesamaan nasib: keinginan untuk mandiri secara ekonomi, menjaga kedaulatan politik, dan memperjuangkan keadilan global.

Indonesia, sebagai tuan rumah bersejarah 70 Tahun KAA, kembali mengajak dunia untuk menghidupkan Bandung Spirit dalam konteks masa kini—melalui kerja sama ekonomi yang berkeadilan, inovasi teknologi, dan kolaborasi lintas budaya.


Tema dan Rangkaian Acara Peringatan 70 Tahun KAA

Pemerintah Indonesia, bersama dengan negara-negara anggota KAA, merencanakan sejumlah kegiatan besar untuk memperingati momen bersejarah ini. Tema besar yang diusung adalah:
“Strengthening Bandung Spirit for Global Solidarity” atau “Menguatkan Semangat Bandung untuk Solidaritas Global”.

Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi:

  1. Upacara Peringatan di Gedung Merdeka Bandung
    Acara puncak akan digelar di tempat bersejarah penyelenggaraan KAA 1955. Upacara ini akan dihadiri oleh para kepala negara, diplomat, dan tokoh internasional.
  2. Konferensi Pemuda Asia-Afrika
    Generasi muda dari berbagai negara akan berdialog mengenai tantangan global seperti perubahan iklim, transformasi digital, dan perdamaian dunia.
  3. Pameran Sejarah dan Kebudayaan Asia-Afrika
    Menampilkan arsip, foto, dan artefak sejarah KAA, sekaligus menonjolkan kekayaan budaya lintas benua.
  4. Bandung Spirit Forum
    Forum diskusi yang melibatkan akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat sipil untuk membahas kerja sama ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
  5. Karnaval dan Pertunjukan Seni Rakyat
    Acara ini menjadi simbol persahabatan antarbangsa melalui seni, musik, dan kuliner khas negara-negara peserta KAA.

Peran Indonesia dalam Menjaga Semangat Bandung

Sebagai negara yang memprakarsai KAA, Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan historis untuk terus menjaga nilai-nilai Bandung Spirit. Pemerintah berupaya memperkuat kerja sama dengan negara-negara Asia dan Afrika melalui diplomasi ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.

Melalui Kerja Sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation), Indonesia aktif berbagi pengalaman pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dengan negara-negara berkembang lainnya. Selain itu, berbagai universitas di Indonesia juga membuka beasiswa bagi pelajar dari negara Afrika untuk mempererat hubungan antargenerasi.


Pesan Moral dari Peringatan 70 Tahun KAA

Peringatan ini mengingatkan dunia bahwa kekuatan tidak selalu datang dari kekuasaan atau kekayaan, tetapi dari persatuan, kemandirian, dan keberanian untuk menentukan nasib sendiri. Pesan moral dari KAA tetap sama: memperjuangkan perdamaian, menolak penindasan, dan membangun dunia yang adil.

Dalam konteks saat ini, “Bandung Spirit” juga bisa dimaknai sebagai semangat kolaborasi global menghadapi tantangan bersama seperti perubahan iklim, krisis pangan, hingga kesenjangan digital. Dengan semangat solidaritas dan gotong royong, Asia dan Afrika dapat menjadi kekuatan baru yang menyeimbangkan dinamika global.


Kesimpulan: Menghidupkan Kembali Bandung Spirit

Tujuh puluh tahun setelah KAA pertama, Semangat Bandung tetap hidup. Nilai-nilainya masih menjadi pedoman moral bagi bangsa-bangsa yang berjuang untuk keadilan dan kemandirian.
Peringatan 70 tahun KAA bukan sekadar perayaan sejarah, melainkan panggilan untuk menghidupkan kembali solidaritas Asia-Afrika di tengah dunia yang semakin terpolarisasi.

Dengan semangat persaudaraan, kerja sama, dan saling menghormati, bangsa-bangsa Asia dan Afrika dapat melangkah bersama menuju masa depan yang lebih damai, berkeadilan, dan berkelanjutan — sesuai cita-cita yang lahir dari Bandung tujuh puluh tahun silam.