Laporan menyebut penggalian di bawah Masjid Al Aqsa oleh Israel memicu kontroversi besar; artikel ini mengulas tuduhan, risiko warisan sejarah, serta respons pihak Palestina dan internasional.
Masjid Al Aqsa di Yerusalem merupakan salah satu situs paling suci dalam Islam dan merupakan pusat kepekaan politis, budaya, dan sejarah yang tinggi. Dalam beberapa waktu terakhir, muncul laporan dari pihak Palestina dan pengamat internasional tentang aktivitas penggalian atau pembangunan terowongan rahasia di bawah kompleks tersebut oleh otoritas Israel. Tuduhan utama mencakup ancaman terhadap fondasi bangunan, kerusakan artefak sejarah, dan penghilangan bukti sejarah Islam yang terkait dengan Al-Aqsa.Namun, klaim bahwa aktivitas ini “diperesmikan oleh Menteri Luar Negeri AS” belum terbukti dalam laporan media mana pun hingga saat ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendalaman fakta agar publik tidak salah informasi.
BACA JUGA : China Masters 2025: Atlet Siapa Saja yang Mewakili Indonesia
Apa yang Diketahui tentang Penggalian di Bawah Masjid Al Aqsa
Berdasarkan berbagai laporan:
- Aktivitas Penggalian/terowongan rahasia
- Ada laporan bahwa Israel mempercepat penggalian terowongan rahasia di bawah Masjid Al-Aqsa, terutama di bagian barat-barat, meliputi rute dari Plaza Al-Buraq melewati Gerbang Magharba hingga ke Gerbang Jaffa (Bab al-Khalil). Panjang terowongan diperkirakan mencapai sekitar 550 meter.
- Operasi penggalian ini dikatakan berlangsung dalam pengamanan ketat dan tertutup, tanpa informasi publik yang lengkap mengenai skala penuh maupun dampaknya.
- Kekhawatiran dari Palestina dan komunitas internasional
- Pemerintah Palestina menuduh bahwa penggalian tersebut ilegal dan merusak artefak sejarah Islam, khususnya artefak dari era Umayyah serta struktur bawah tanah yang penting terhadap identitas warisan Islam.
- Mereka juga menuntut agar pengawasan internasional dan badan dunia seperti UNESCO mengambil peran untuk menghentikan dan menyelidiki aktivitas tersebut.
- Potensi Bahaya Fisik dan Warisan Budaya
- Ada ancaman terhadap fondasi bagian barat daya Masjid Al Aqsa karena perluasan terowongan yang melewati rumah warga, toko, dan bagian bawah permukaan kota tua. Keretakan dan kerusakan pada bangunan di sekitar dilaporkan.
- Struktur arkeologi penting seperti jalan Romawi Cardo juga berada di jalur yang dilalui penggalian, yang meningkatkan kekhawatiran bahwa warisan sejarah bisa hilang atau rusak parah.
Tuduhan “Peresmian oleh Menlu AS” — Status & Klarifikasi
- Hingga data terakhir yang tersedia, tidak ada laporan terpercaya yang menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) secara resmi meresmikan penggalian di bawah Masjid Al Aqsa.
- Banyak laporan menggunakan istilah “tuduhan”, “laporan dari Palestina”, atau “video bocor” tetapi tidak menyebut sumber resmi AS atau pernyataan dari Menlu AS yang mengonfirmasi keterlibatan atau persetujuannya.
- Ada kemungkinan bahwa klaim seperti itu merupakan misinformasi atau distorsi dari laporan nyata tentang penggalian terowongan, dikombinasikan dengan spekulasi politik, propaganda, atau interpretasi media sosial.
Mengapa Isu Ini Begitu Kontroversial
Beberapa alasan mengapa isu penggalian di bawah Masjid Al Aqsa menimbulkan perdebatan kuat:
- Situs Keagamaan dan Identitas
Masjid Al Aqsa bukan hanya bangunan fisik, tapi juga simbol religius, identitas budaya, dan sejarah umat Islam. Ancaman terhadap bangunannya dianggap sebagai serangan terhadap warisan keagamaan. - Warisan Budaya dan Arkeologi
Komponen sejarah seperti artefak, struktur kuno, jalan Romawi, dan lapisan-lapisan arkeologi yang melintang di kota tua Yerusalem adalah bagian tak terpisahkan dari warisan manusia. Kerusakan terhadap artefak tersebut bisa berarti hilangnya pengetahuan sejarah. - Politik & Hak atas Tanah
Penggalian yang dilakukan oleh pihak pendudukan sering dikaitkan dengan tujuan memperluas kontrol atas Yerusalem, menguatkan narasi keagamaan atau historis yang mendukung klaim atas wilayah tersebut. Narasi seperti “Tempel Mount” oleh kelompok Yahudi ekstrem kadang disebut dalam konteks ini. - Hukum Internasional & Perlindungan Situs Suci
Ada undang-undang dan perjanjian internasional seperti perjanjian perlindungan warisan budaya (termasuk UNESCO) yang menetapkan kewajiban untuk menjaga situs-situs sejarah dan keagamaan. Tindakan yang dianggap melanggar bisa memicu kecaman dan tuntutan hukum pada tingkat internasional. - Dampak Fisik & Keamanan
Keretakan bangunan, gangguan fondasi, potensi runtuhan, dan efek jangka panjang terhadap struktur bangunan kuno menjadi kekhawatiran mendesak. Jika fondasi Masjid Al-Aqsa melemah, bukan hanya situs bersejarah yang terancam, melainkan keselamatan jamaah dan warga di sekitarnya juga.
Apa yang Belum Jelas & Perlu Penelusuran Lebih Lanjut
- Konfirmasi dari pihak AS: Apakah ada pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri AS yang mengakui atau meresmikan proyek penggalian tersebut? Jika iya, kapan dan dalam konteks apa?
- Skala & Lokasi Persis Penggalian: Peta yang tepat, kondisi teknik, seberapa jauh jarak dan kedalaman terowongan, serta seberapa besar kemiripan dengan struktur yang sudah ada sebelumnya.
- Izin & Supervisi Internasional: Apakah proyek ini mendapat izin arkeologi, di bawah pengawasan otoritas warisan budaya internasional, atau dilakukan sepenuhnya secara rahasia?
- Efek Lingkungan dan Struktural: Studi teknis independen yang mengevaluasi dampak terhadap fondasi, struktur fisik Masjid Al Aqsa dan bangunan di sekitarnya.
- Reaksi Resmi dari Negara-negara dan Organisasi Dunia: Bagaimana respons pemerintah Palestina, Yordania, UNESCO, PBB dan organisasi keagamaan terhadap tuduhan ini? Sejauh mana tindakan diplomatik atau hukum sudah ditempuh.
Kesimpulan
- Laporan-laporan kredibel menyebutkan adanya penggalian rahasia yang dilakukan oleh otoritas Israel di bawah sebagian area Masjid Al Aqsa, yang menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan struktur, kerusakan warisan budaya, dan hilangnya artefak Islam.
- Namun, tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa penggalian tersebut telah “diresmikan oleh Menlu AS”. Jika ada klaim sejenis, perlu diverifikasi segera dari sumber resmi.
- Isu ini bersifat sangat sensitif karena melibatkan aspek agama, sejarah, identitas, hukum internasional dan keamanan. Oleh karena itu, publik dan media perlu berhati-hati dalam membagikan informasi yang belum dikonfirmasi.
Pihak internasional dan ahli arkeologi harus dilibatkan untuk memastikan transparansi, penegakan hukum internasional, dan perlindungan warisan budaya.