Sewamobiljogjalepaskunci.id – Gedung DPRD Makassar dibakar massa aksi pada 29 Agustus 2025. Akibatnya, tiga orang meninggal termasuk pegawai, dan lima luka berat. Suasana mencekam mengoyak kota.
1. Awal Insiden dan Kronologi
Pada Jumat malam, 29 Agustus 2025, Gedung DPRD Makassar, ibukota Sulawesi Selatan, menjadi sasaran amukan masa unjuk rasa yang berujung pembakaran. Aksi massa tersebut dilakukan di tengah suasana demonstrasi nasional yang kian memanas akibat berbagai tuntutan sosial dan politik. Dalam sekejap, kompleks parlemen tersebut terbakar, mengganggu jalannya rapat paripurna dan memicu evakuasi mendadak pejabat dan staf yang berada di dalam gedung.
2. Korban Jiwa dan Luka
Menurut data resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, terdapat tiga korban meninggal dunia dan lima orang lainnya menderita luka berat akibat peristiwa tersebut. Ketiga korban jiwa adalah:
- Sarinawat (26), perempuan, meninggal saat dirujuk ke RS Bhayangkara Makassar.
- Syaiful (43), laki-laki, kepala seksi di Kecamatan Ujung Tanah, meninggal di RS Grestelina.
- Abay, laki-laki, ditemukan tewas di dalam gedung DPRD Makassar.
Sementara lima korban Gedung DPRD Makassar yang dibakar lainnya dirawat intensif, beberapa di antaranya akibat terpaksa melompat dari lantai gedung karena terjebak kepulan asap dan api yang mendadak menyala hebat.
3. Evakuasi dan Situasi di Lapangan
Saat Gedung DPRD Makassar mulai terbakar, situasi menjadi panik. Sejumlah anggota dewan hingga pejabat, termasuk Wali Kota Makassar, sempat terjebak di dalam gedung yang terbakar. Mereka berhasil dievakuasi melalui pintu belakang lewat jalur lapangan tenis setelah situasi memburuk. Evakuasi berlangsung cepat dan dramatis, menyelamatkan nyawa dari ancaman asap dan kobaran api.
4. Dampak dan Reaksi Publik
Kebakaran ini menyulut duka mendalam bagi warga Makassar. Selain kehilangan nyawa, fasilitas publik yang seharusnya menjadi simbol representasi kekuasaan rakyat hancur terbakar. Peristiwa ini mencerminkan betapa cepatnya demonstrasi bisa berubah menjadi anarkis ketika emosi massa tak dikendalikan. Suara keadilan yang awalnya diyakini dalam unjuk rasa justru berubah menjadi tragedi—mengubah wajah kota malam itu.
5. Konteks Sosial dan Politik
Pembakaran gedung DPRD terjadi di tengah gelombang demonstrasi nasional yang menuntut akuntabilitas dan transparansi publik. Di berbagai kota, gedung-gedung pemerintah menjadi titik konsentrasi protes, beberapa bahkan dibakar. Aksi ini menandai eskalasi serius dari aspirasi demokratis menjadi kekerasan destruktif. Dengan dinamika sosial politik yang intens, kejadian Makassar menjadi simbol betapa gentingnya situasi—ketika penguasa dan masyarakat terpisah oleh ketegangan yang tajam dan tanpa saluran dialog yang efektif.
6. Langkah Pemulihan dan Tuntutan Penegakan Hukum
Pasca-insiden ini, pemerintah daerah dan aparat digolongkan harus segera bertindak tegas. Tuntutan publik mencakup:
- Penyelidikan menyeluruh atas insiden pembakaran dan penegakan hukum terhadap pelaku.
- Kaji ulang prosedur keamanan gedung-gedung pemerintah dalam menghadapi aksi massa.
- Pemulihan, termasuk renovasi bangunan gedung DPRD dan bantuan sosial kepada keluarga korban.
Peran Polri dan pemda menjadi krusial untuk mencegah kejadian serupa terulang dan menjaga kepercayaan publik terhadap institusi negara.
7. Simbolisme dan Faktor Pembelajaran
Insiden ini menyimpan simbolisme berat: gedung representasi rakyat musnah dalam kobaran api atas aksi yang bertujuan menuntut suara rakyat. Ironisnya, korban justru datang dari lingkungan birokrasi—pegawai dan pejabat publik. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting akan:
- Pentingnya dialog dan manajemen kerumunan dalam mengatasi unjuk rasa.
- Perlunya kesiapan aparat dalam menjaga keamanan saat aspirasi berubah menjadi ketegangan.
- Keterbukaan instansi pemerintah dalam menanggapi kemarahan publik tanpa melukai legitimasi demokrasi.
Ringkasan Detail
Aspek | Fakta Utama |
Waktu & Tempat | 29 Agustus 2025, Gedung DPRD Makassar |
Penyebab | Pembakaran oleh massa aksi saat rapat paripurna |
Korban Jiwa | 3 orang (Sarinawat, Syaiful, Abay) |
Korban Luka | 5 orang, termasuk akibat melompat dari gedung |
Evakuasi | Via pintu belakang serta lapangan tenis |
Dampak Sosial | Gedung dirusak, suasana kota mencekam |
Upaya Lanjutan | Penegakan hukum, pemulihan fasilitas, dialog publik |
Penutup
Peristiwa pembakaran Gedung DPRD Makassar pada 29 Agustus 2025 adalah tragedi yang meruntuhkan simbol demokrasi sekaligus memakan korban jiwa. Lebih dari sekadar fisik yang hancur, peristiwa ini mencerminkan kegagalan pengelolaan unjuk rasa dan kebutuhan mendesak akan kebijakan yang mengutamakan dialog dan keselamatan publik. Semoga insiden memilukan ini menjadi pengingat penting: aspirasi harus ditindaklanjuti secara dewasa dan bertanggung jawab, sementara keamanan dan kemanusiaan tidak boleh tergadaikan dalam hiruk-pikuk emosi massa.