Sewamobiljogjalepaskunci.id – Laba perusahaan minyak Rusia anjlok drastis sepanjang paruh pertama 2025 akibat harga lemah, rouble menguat, dan tekanan sanksi barat.
Pada semester pertama tahun 2025, sektor minyak dan gas Rusia mengalami tekanan finansial yang sangat signifikan. Penurunan laba besar-besaran dialami oleh perusahaan-perusahaan minyak utama seperti Rosneft, Gazprom Neft, dan Gazprom. Faktor-faktor seperti harga minyak global yang lemah, penguatan mata uang rubel, dan tekanan sanksi barat menjadi biang kerok krisis ini.
Penurunan Laba Perusahaan Minyak Rusia
Laba Perusahaan Minyak Rusia meliputi :
- Rosneft, produsen minyak terbesar Rusia, melaporkan penurunan laba bersih lebih dari 68 %, menjadi 245 miliar rubel (~US$3 miliar) pada semester I‑2025. Penurunan ini dikaitkan dengan harga minyak yang lemah akibat kelebihan pasokan global dan penguatan rubel.
- Gazprom Neft mencatat penurunan laba sebesar 54 %, menjadi 150,5 miliar rubel (~US$1,86 miliar).
- Sementara itu, Gazprom—yang berfokus pada gas—mengalami penurunan laba bersih sebesar 6 %, mencapai 983,1 miliar rubel (~US$12,2 miliar).
Penyebab Dibalik Anjloknya Laba
Beberapa penyebab terjadinya keanjlokan pada Laba Perusahaan Minyak Rusia diantara lain sebagai berikut :
- Harga Minyak Global yang Melemah
Ledakan produksi dari negara-negara OPEC+ dan anggapan adanya pasokan berlebih pasar global memicu tekanan harga. Dilaporkan bahwa surplus minyak dapat mencapai hingga 2,6 juta barel per hari di kuartal IV‑2025, meski diproyeksikan turun menjadi 2,2 juta bpd di 2026. - Penguatan Rubel
Rubel yang menguat membuat pendapatan dalam mata uang asing jauh tergerus ketika dikonversi ke mata uang lokal. - Sanksi Barat dan Pembatasan Ekspor
Sanksi-sanksi baru, termasuk pembatasan harga minyak dan larangan distribusi, memukul bisnis ekspor minyak Rusia. Hal ini menurunkan daya tawar dan pendapatan industrinya. - Turunnya Pendapatan Minyak dan Gas Secara Keseluruhan
Berdasarkan data resmi Russia’s Rosstat, laba bersih gabungan industri minyak dan gas anjlok hampir 50 %, dari 1,445 triliun rubel di Q1‑2024 menjadi hanya 789,5 miliar rubel di Q1‑2025 (sekitar US$9,9 miliar). - Pendapatan Fiskal Turun Drastis
Pendapatan negara dari sektor minyak dan gas merosot cukup dalam. Misalnya, hanya di bulan Mei 2025 saja, pendapatan kementerian keuangan dari sektor ini turun 53 % secara tahunan, dari ~1,09 triliun rubel menjadi ~512,7 miliar rubel. Selama periode Januari–Juli, total pendapatan menurun 19 % menjadi 5,52 triliun rubel.
Dampak Ekonomi & Geopolitik
Penurunan laba ini bukan hanya melemahkan perusahaan minyak, tapi juga berdampak besar pada perekonomian nasional. Mengingat sumber daya energi merupakan tulang punggung anggaran, penurunan pendapatan mengancam stabilitas fiskal, pembiayaan belanja negara, serta kapasitas Rusia dalam membiayai operasi militer